Fakta Unik tentang Hewan Rubah
Pemirsa, binatang yang satu ini lebih
banyak dikenal dalam cerita anak-anak. Bahkan tak hanya di Indonesia,
peran binatang atau hewan rubah juga terdapat dalam cerita masyarakat di
berbagai negara. Rubah adalah hewan yang satu keluarga dengan anjing,
namun memiliki prilaku mirip kucing. Mata celah vertikal pada rubah sama
dengan kucing. Di samping itu, hewan ini juga memiliki cakar ditarik.
Rubah merupakan hewan karnivora. Makanannya sebagian besar berupa
invertebrata. Namun demikian, rubah juga makan hewan pengerat seperti
tikus dan kelinci serta mamalia kecil lainnya.
Rubah bisa ditemui di semua benua dan hidup di hutan, semak-semak serta padang pasir. Di seluruh dunia terdapat 32 spesies rubah. Namun sebenarnya hanya 12 spesies yang termasuk rubah sejati. Jenis rubah yang paling sering ditemui dan penyebarannya paling luas adalah rubah merah. Rubah ini habitatnya ada di kanada, alaska, amerika serikat, eropa, afrika dan asia. Selain rubah merah, manusia juga bisa menemukan rubah arktik atau rubah salju. Di afrika juga ada rubah bertelinga kelelawar yang menghuni padang sabana afrika. Selain itu ada juga rubah bersurai yang banyak ditemui di Amerika Selatan.
Dari ciri-ciri fisik, rubah ukurannya lebih kecil daripada srigala. Ciri-ciri rubah adalah moncongnya tajam, ekornya lebat, dada serta perut biasanya berwarna abu-abu. Pemirsa, berikut beberapa fakta unik dan menarik hewan rubah :
- Rubah Teman Manusia Sebelum Anjing
Rubah merupakan salah satu hewan yang
memiliki kewaspadaan yang tinggi saat dekat dengan manusia. Karenanya,
banyak yang mengatakan jika rubah tidak lazim dijadikan peliharaan.
Sebenarnya perlu diketahui jika pada zaman dulu, rubah telah lebih dulu
menjadi teman manusia dibandingkan anjing. Kesimpulan ini muncul setelah
para arkeolog dari universitas cambridge, Inggris, berhasil menemukan
tulang belulang rubah yang tertimbun, tak jauh dari tulang manusia di
yordania.
Berdasarkan keterangan para ahli, fosil rubah tersebut berumur 16.500 tahun. Sementara itu, penguburan anjing dan manusia paling awal ditemukan pada 4.000 tahun lalu. Menurut seorang peneliti, kerangka tulang rubah yang dikubur dekat dengan kerangka manusia, menunjukkan saat itu rubah adalah hewan kesayangan yang akan menemani tuannya ke akhirat. Lokasi penguburan ini membuktikan adanya hubungan antara manusia dengan rubah.
Penelitian yang dilakukan ini, terfokus pada makam uyun al-hammam yang berada di lembah sungai wadi Ziqlab, Yordania. Namun para peneliti belum dapat memaparkan bagaimana mungkin rubah menjadi peliharaan manusia mengingat hewan ini cukup sulit dijinakkan. Setelah sempat mengambang, pertanyaan tersebut kemudian terjawab ketika di rusia, rubah perak berhasil dijinakkan setelah melalui program pemeliharaan selama 45 tahun.
- Rubah Perak Pengusir Hama Tikus
Di daerah perkebunan buah, rubah banyak
dimanfaatkan para petani untuk mengendalikan dan mengusir hama. Hal itu
dilakukan karena rubah dapat mengurangi hama tanpa merusak buah. Seperti
yang dilakukan pemerintah cina yang terus mengembangbiakan dan melatih
pasukan rubah perak untuk memerangi wabah tikus yang mengancam padang
rumput yang luas. Rubah tersebut dibeli pemerintah cina dari sebuah
peternakan.
Cara ini pertama kali dilakukan oleh pemerintahan Xinjiang dengan membeli 20 ekor rubah pada tahun 2004. Semenjak itu, rubah dikembangbiakan hingga jumlahnya bertambah menjadi 284 ekor. Hasil dari pengembangbiakan tersebut, rubah-rubah kemudian dilepaskan ke alam bebas. Salah seorang pejabat pemerintah, Ni Yifei seperti dikutip reuters tahun 2010 lalu, mengatakan, rubah merupakan predator sempurna bagi binatang pengerat. Satu rubah bisa menangkap 20 tikus per hari. Saat ini, populasi tikus sudah mulai menurun di beberapa wilayah.
Populasi tikus akan meningkat karena kondisi cuaca yang kering dan mengancak sekira 5,5 juta hektar padang rumput. Di salah satu lokasi di mana rubah itu dilepas, populasi tikus menurun hingga 70 persen. Selain untuk membasmi hama tikus, rubah perak memang biasa diternakan di wilayah Xianjiang karena keunikan dari bulunya tersebut untuk membuat pakaian.
- Pintar, Gesit, dan Pemberani
Jika ada pertanyaan mengapa rubah
menjadi hewan yang paling banyak mendapatkan peran di dalam cerita
rakyat atau anak-anak, mungkin ulasan ketiga ini bisa menjadi
jawabannya. Perlu dipahami, mudah menyerah tampaknya tidak ada dalam
kamus rubah yang memang pandai menyesuaikan diri. Hewan yang satu ini
bisa hidup di manapun dengan nyaman, mulai dari hutan belantara hingga
pekarangan rumah manusia. Rubah juga tak risau dengan perubahan iklim
yang terjadi karena tubuhnya memiliki kemampuan cepat menyesuaikan diri.
Rubah juga tak hanya dikenal pintar, namun juga memiliki penciuman, pendengaran dan penglihatan yang tajam. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya itu, rubah bisa hidup di pekarangan rumah manusia tanpa diketahui pemilik atau orang di sekitarnya. Kepandaian rubah juga dilengkapi dengan pergerakannya yang gesit. Seekor rubah bisa berlari hingga kecepatan 48 kilometer per jam.
Rubah juga jarang tinggal bekelompok. Mereka memang binatang pemberani yang sanggup hidup sendirian saja alias soliter. Dalam perburuan mangsanya pun, rubah melakukannya sendirian. Binatang yang menjadi mangsa rubah biasanya berukuran lebih kecil seperti tikus, serangga besar atau kelinci. Seekor rubah bisa memiliki daerah kekuasaan hingga delapan kilometer. Jika ada rubah lain ingin ikut mencari mangsa di wilayah itu, maka rubah penguasa wilayah akan memberikan perlawanan.
- Mitos Rubah Teumessos dan Kitsune
Di Yunani, hewan rubah tak hanya
memiliki peran dalam dongeng pengantar tidur anak. Ada mitos yang sangat
dipercaya masyarakat Yunani menyangkut hewan ini, yaitu rubah teumessos
atau rubah raksasa yang dipercaya dikirim oleh para dewa untuk
menyerang kota thebes. Kota ini harus dihancurkan karena tingkat
kejahatannya sudah sangat mengkhawatirkan. Rubah ini ditakdirkan tak
pernah bisa ditangkap. Kreon selaku raja thebes memerintahkan amfitrion
untuk menghentikan rubah ini.
Meski pada awalnya mustahil, namun amfitrion akhirnya menemukan cara yaitu meminjam anjing bernama lailaps dari kefalos untuk menangkapnya. Anjing ini ditakdirkan tak pernah gagal menangkap buruannya. Maka terjadilah suatu paradoks ketika seekor anjing tak pernah gagal berburu berhadapan dengan rubah yang tak bisa ditangkap. Menghadapi dilema ini, dewa zeus akhirnya mengubah kedua hewan ini menjadi batu dan mencitrakan rubah teumessos di angkasa sebagai rasi bintang canis minor.
Mitos yang menyangkut hewan rubah juga ada di Jepang. Di negara ini rubah diceritakan sebagai siluman atau yang disebut kitsune. Rubah dalam mitos masyarakat Jepang, rubah ditampilkan sebagai mahluk cerdas dengan kemampuan sihir sempurna serta hewan yang bijak. Selain itu, dalam sebuah cerita disebutkan pula rubah bisa berubah wujud menjadi manusia. Rubah juga kerap diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih atau istri. Dalam kepercayaan shinto, kitsune disebut inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari kami. Semakin banyak ekor yang dimiliki, maka semakin tua, bijak dan kuat kitsune tersebut. Sebagian orang di Jepang juga ada yang memiliki ritual dengan memberi persembahan kepada kitsune karena dianggap memiliki kekuatan magic atau gaib.
- Rubah Berburu dan Diburu
Rubah pada umumnya memiliki panjang
antara 80 sentimeter hingga 120 sentimeter dengan berat antara empat
sampai tujuh kilogram. Sebagai hewan pemangsa, rubah tentunya memiliki
cara untuk berburu santapannya. Rubah mengandalkan pendengarannya saat
berburu. Seperti ketika berburu tikus, rubah mendengar suara mangsanya
meski berada dalam jarak yang cukup jauh. Dengan kata lain, rubah tak
mengandalkan penciuman atau penglihatannya. Ketika telinganya mendeteksi
keberadaan tikus, rubah akan melompat menangkap mangsanya dengan cakar
bagian depan lalu menggigitnya.
Namun sayang, populasi rubah terus menurun drastis. Tak hanya sebagai hewan pemburu, rubah juga menjadi hewan yang diburu manusia. Bahkan di Inggris, berburu rubah atau fox hunting sudah berlangsung sejak abad-16. Tepatnya tahun 1534 di Norfolk, Inggris, sekelompok orang berkuda yang mengandalkan anjing pelacak berlomba-lomba berburu rubah. Meski aktivis pecinta hewan menyatakan hal tersebut sebagai tindakan barbar, namun peserta dan pendukung kegiatan ini berdalih jika yang mereka lakukan adalah bagian penting dari sejarah Inggris.
Kegiatan berburu rubah yang dianggap olahraga pun tak hanya berlangsung di Inggris, namun juga berkembang ke australia, kanada, perancis, irlandia, italia, rusia dan amerika serikat. Tak hanya untuk menyalurkan hobi, rubah juga diburu untuk diambil bulunya. Seperti diketahui, banyak pengusaha fesyen yang membuat pakaian mahal dari bahan bulu rubah.
Nice Infonya
BalasHapusSemoga bermanfaat
Hapusblm puas
BalasHapusMohon masukannya kak
Hapusthx infonya..sekalian izin kutip sedikit yah ka?
BalasHapusBoleh cek disini
Iya kak, semoga bermanfaat. Senang bisa berbagi informasi
HapusThanks infonyaa ^^
BalasHapusSemoga bermanfaat
HapusThanks, tapi ini benar kan
BalasHapusBisa silang informasi dari berbagai sumber juga kak agar lebih yakin dengan kebenarannya
Hapus