Flora Khas Indonesia
- Aceh - Bungong Jeumpa (Michelia champaca)
Cempaka
wangi (Magnolia champaca/Michelia champaca) adalah pohon hijau abadi
besar yang bunga putih atau kuningnya dikenal luas sebagai sumber
wewangian. Tumbuhan asal anak benua India dan Asia Tenggara ini juga
berguna kayunya dan berfungsi pula sebagai penghias taman. Bijinya
terbungkus oleh salut biji yang disukai burung. Cempaka wangi adalah
flora identitas untuk Provinsi Aceh; di sana dikenal sebagai bungong
jeumpa.Dalam percakapan sehari-hari, yang dimaksud dengan cempaka
biasanya adalah cempaka wangi ini. Nama "cempaka" dipinjam dari bahasa
Sanskerta. Nama-nama dalam berbagai bahasa di India juga memiliki nama
bermiripan, seperti champac, sonchaaphaa, atau sampangi.
Bunga
cempaka wangi melepaskan aroma yang harum. Bunga yang masih kuncup
biasa menjadi hiasan rambut atau diletakkan pada mangkuk berisi air
sebagai pengharum ruangan. Aromanya menjadi komponen utama salah satu
parfum dari Prancis, Joy.
Pohon
cempaka biasa ditanam di pekarangan rumah, kuil, atau pekuburan. Karena
asosiasi dengan tempat-tempat suci, pohon cempaka wangi sering
dianggap sebagai pohon keramat.
Cempaka wangi dapat diperbanyak dengan cangkok atau dengan menumbuhkan bijinya.
- Sumatera Utara - Kenanga (Cananga odorata)
Kenanga
(Cananga odorata) adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang
menghasilkannya. Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal
sebagai kenanga biasa, dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina
atau ylang-ylang. Selain itu, masih dikenal pula kenanga perdu
(Cananga odorata fruticosa), yang banyak ditanam sebagai hiasan di
halaman rumah.Cananga odorata tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5
meter per tahun dan mampu mencapai tinggi rata-rata 12 meter. Batang
pohon kenanga lurus, dengan kayu keras dan cocok untuk bahan peredam
suara (akustik). Memerlukan sinar matahari penuh atau sebagian, dan
lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan asam di dalam habitat
aslinya di dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus dan
berkilau. Bunganya hijau kekuningan (ada juga yang bersemu dadu,
tetapi jarang), menggelung seperti bentuk bintang laut, dan mengandung
minyak biang, cananga oil yang wangi.
Ylang-ylang
juga berupa pohon, tetapi tidak setinggi pohon kenanga biasa. Kenanga
perdu yang biasa ditanam di halaman rumah, hanya bisa tumbuh paling
tinggi tiga meter.
Kenanga biasa
merupakan tumbuhan asli di Indonesia dan ylang-ylang tumbuhan asli
Filipina. Kenanga lazim pula ditanam di Polinesia, Melanesia, dan
Mikronesia. Di Indonesia, bunga kenanga banyak menempati peran di dalam
upacara-upacara khusus misalnya dalam upacara perkimpoian.
Kenanga adalah flora identitas Provinsi Sumatera Utara.
- Sumatera Barat - Pohon Andalas (Morus macroura)
Andalas
atau bebesaran atau murbei (Latin: Morus) adalah sebuah genus yang
terdiri dari 10–16 spesies pohon tertentu yang asli berasal dari
daerah panas sedang dan subtropis di Asia, Afrika dan Amerika.
Mayoritas spesies asli berasal dari Asia. Salah satunya yang terkenal
adalah di desa Andaleh, kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar,
Sumatera Barat, yang telah mencapai usia lebih dari 120
tahun.Bebesaran tumbuh cukup cepat pada saat masih muda, namun
kemudian tumbuh lambat dan tingginya jarang melebihi 10-15 m. Daun
bebesaran merupakan daun sederhana berbentuk cuping dan menggergaji di
bagian tepi. Buah murbei merupakan buah majemuk dengan panjang 2-3
cm, berwarna merah bila masih mudah dan ungu tua bila ranum, dan dapat
dimakan.
Bebesaran terutama
terkenal karena dedaunannya digunakan sebagai makanan ulat sutra.
Selain itu, andalas (Morus macroura), salah satu spesies bebesaran,
sering digunakan kayunya untuk lantai rumah atau mebel karena kuat dan
keras.
- Riau - Nibung (Oncosperma tigillarium)
Nibung
(Oncosperma tigillarium) adalah sejenis palma yang tumbuh di
rawa-rawa Asia Tenggara, mulai dari Indocina hingga Kalimantan.Tumbuhan
ini berupa pohon dengan bentuk khas palma: batang tidak atau jarang
bercabang, dapat mencapai 25m, dapat memunculkan anakan yang rapat,
membentuk kumpulan hingga 50 batang. Batang dan daunnya terlindungi
oleh duri keras panjang berwarna hitam. Daunnya tersusun majemuk
menyirip tunggal (pinnatus) yang berkesan dekoratif.
Kayu
nibung sangat tahan lapuk sehingga dipakai untuk penyangga
rumah-rumah di tepi sungai di Sumatera dan Kalimantan. Temuan arkeologi
di daerah Jambi menunjukkan sisa-sisa penyangga rumah dari kayu ini
di atas tanah gambut dari perkampungan abad ke-11 hingga ke-13.
Kayunya juga dipakai untuk jala ikan (di Kalimantan).
Nibung adalah tumbuhan indentitas Provinsi Riau.
- Kepulauan Riau - Sirih (Piper betle)
Sirih
merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar
pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan
dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun
mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan
pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih
digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam
kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.Tanaman merambat ini
bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila
diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya
majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk
bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan
terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya
sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah
berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk
bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna
coklat kekuningan.
- Jambi - Palem Merah (Cyrtostachys renda)
Palem
merah adalah tanaman hias populer yang biasa dijumpai di pekarangan
rumah. Nama merah diambil dari warna pelepah daunnya yang merah pekat
menyala. Palem merah sekarang menjadi salah satu tumbuhan langka
karena eksploitasi besar-besaran di hutan Sumatra dan Malaya, tempat
asalnya.Terdapat varian yang sekarang dianggap sebagai varietas, yang
dikenal sebagai palem jingga (C. renda Blume).
Palem merah adalah flora maskot Provinsi Jambi.
- Sumatera Selatan - Duku (Lansium domesticum)
Duku adalah nama umum dari sejenis buah-buahan anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini dikenal pula dengan nama-nama yang lain seperti langsat, kokosan, pisitan, celoring dan lain-lain dengan pelbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam ini sekaligus menunjukkan adanya aneka kultivar yang tercermin dari bentuk buah dan pohon yang berbeda-beda.
Duku adalah tumbuhan identitas untuk Provinsi Sumatera Selatan.
Pohon yang berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 m dan gemang hingga 75 cm. Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih menonjol di atas tanah. Pepagan (kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang lengket (resin).Daun majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 6–9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai lonjong, 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilap di sisi atas, seperti jangat, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 mm.
Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, 10–30 cm panjangnya, berambut. Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2-3 mm × 4-5 mm, putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.
Buah buni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm × 1,5-5 cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding) buah tipis hingga tebal (kira-kira 6 mm). Berbiji 1–3, pipih, hijau, berasa pahit; biji terbungkus oleh salut biji (arilus) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam. Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak berkembang (rudimenter), namun arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.
Perbanyakan duku yang dilakukan menggunakan biji mengakibatkan lambannya tanaman dalam menghasilkan buah. Tanaman baru berbunga pada umur 10 sampai 15 tahun. Perkecambahan tumbuhan ini memiliki perilaku poliembrioni (satu biji menghasilkan banyak embrio atau semai): satu embrio hasil pembuahan, dan sisanya embrio apomiktik. Embrio apomiktik berkembang dari jaringan pohon induk sehingga keturunannya memiliki karakter yang serupa dengan induknya. Biji bersifat rekalsitran, penyimpanan lebih daripada tujuh hari akan menyebabkan kemunduran daya kecambah yang cepat.
Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan pencangkokan dan sambung pucuk.
- Bengkulu - Suweg Raksasa (Amorphophallus titanum)
Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum, merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Banyak orang sering salah mengira dan tidak bisa membedakan bunga bangkai dengan "Rafflesia arnoldii" mungkin karena orang sudah mengenal bahwa Rafflesia sebagai bunga terbesar dan kemudian menjadi bias dengan ukuran bunga bangkai yang juga besar.Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali. Karena keunikan bunga ini, bunga ini sering diperjualbelikan oleh manusia, itulah faktor utama bunga ini langka.
- Lampung - Bunga ashar (Mirabilis jalapa)
Bunga Ashar mekar pada sore hari, dan bunga ini dipergunakan sebagai
pertanda telah masuknya waktu Shalat Ashar bagi masyarakat yang beragama
Islam pada jaman dahulu. Bunga ini disenangi oleh masyarakat Lampung
semenjak Agama Islam masuk ke daerah Lampung sekitar abad ke IV. Oleh
karena bunga tersebut berkaitan dengan petunjuk waktu sholat, maka
penduduk desa di jaman dahulu banyak menanam bunga tersebut di
pekarangan rumah atau di depan pondok (Surau) dan kebiasaan ini sampai
sekarang masih banyak kita temui di pelosok/di desa-desa masyarakat
Lampung. Bijinya yang berdaging (lembaga) berwarna putih pada jaman
dahulu digunakan untuk bahan bedak.Bunga Ashar merupakan tanaman hias,
pada umur 3 bulan tanaman ini baru mulai berbunga. Bunganya seperti
terompet kecil, warna bunga tergantung jenisnya, ada yang merah, putih,
kuning, bahkan kadang*kadang dalam satu pohon terdapat warna campuran.
Batangnya tebal dan tegak tidak berbulu dan banyak bercabang-cabang.
Daunnya berbentuk seperti gambar hati berujung runcing dan panjangnya 3
– 15 cm. lebarnya 2 – 9 cm. Bijinya bulat berkerut, jika sudah masak
berukuran 8 mm. Pada waktu muda bijinya berwarna hijau, kemudian
berubah menjadi hitam kehitaman. Akhirnya pada saat matang bewarna
hitam sepenuhnya. Tanaman ini biasanya tumbuh liar tidak terpelihara.
Bunga Ashar merupakan tanaman tropis, dapat tumbuh sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Suhu yang dikehendaki berkisar antara 26 – 30ยบ C, meskipun suhu lingkungan sejuk, namun demikian juga membutuhkan sinar matahari yang cukup. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Bunga Pukul Empat adalah tanah yang gembur, subur, dengan pH tanah 6 – 7. Bunga Ashar atau Bunga Pukul Empat berbunga sepanjang tahun
Bunga Ashar merupakan tanaman tropis, dapat tumbuh sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Suhu yang dikehendaki berkisar antara 26 – 30ยบ C, meskipun suhu lingkungan sejuk, namun demikian juga membutuhkan sinar matahari yang cukup. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Bunga Pukul Empat adalah tanah yang gembur, subur, dengan pH tanah 6 – 7. Bunga Ashar atau Bunga Pukul Empat berbunga sepanjang tahun
Sumber : http://kumpulanfavoritanak.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar